Selasa, 22 Februari 2011

Kebudayaan Valentine

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatu. Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T karena dengan berkat dan rahmatnya lah saya masih bisa menulis sebuah tulisan ini. Kali ini saya ingin membahas tentang sebuah acara atau perayaan yang sering diselenggarakan diseluruh dunia, dan mungkin juga dirayakan di Indonesia.

Pengertian Hari Valentine

Hari Valentine atau juga disebut sebagai hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14

Febuari. Perayaan tersebuta sangat populer di negara-negara eropa ataupun Amerika. Pada umumnya perayaan Valentine selau diadakan dengan melakukan kegiatan saling bertukar kado cokelat, ke pesta dansa, atau hal lain yang bisa dilakukan oleh pasangan muda.

Sejarah Valentine

Sejarah valentine sendiri berasal dari upacara pada zaman romawi kuno (13 s/d 18 Febuari) yang disebut Lupercalia. Dua hari pertama dipersembahkan untuk dewi cinta Juno Februata. Pada hari ini pemuda menngundi nama-nama gadis didalam sebuah bejana Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Antara Indonesia dan Valentine

Di Indonesia, perihal kebudayaan Valentine sendiri menuai banyak tanggapan. Banyak yang ikut merayakannya, dan mengamini bahwa hari Valentine itu ada. Pihak media sendiri juga membawa angin segar bagi perayaan Valentine di Indonesia. Namun sekalipun banyak yang mengamini perayaan Valentine, tidak sedikit pula yang menentangnya. Penentangan yang paling banyak datang terhadap hari Valentine yaitu datang dari FPI. Seperti dikutip dari okezone.com MUI diminta unrtuk mengeluarkan fatwa Haram hukumnya merayakan Valentine bagi ummat Islam.

Ketua FPI Depok Habib Idrus Al Gadhri mengatakan kasih sayang dalam Islam diwujudkan dalam bentuk yang nyata seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang sedang ditimpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada kebenaran, dan mencegah dari perbuatan munkar.

Bagi Idrus, perayaan Valentine sudah melanggar aqidah atau keyakinan ajaran agama Islam. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine, maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam,” katanya kepada okezone, Senin (31/01/11).

Masalah ini, lanjut Idrus, bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain. Bahkan tidak sedikit para orangtua memaklumi putera-puteri mereka merayakan hari Valentine mengungkapkan kasih sayang.

”Sebelum kita terjerumus pada budaya yang dapat menyebabkan kita tergelincir kepada kemaksiatan maupun penyesalan, kita tahu bahwa acara itu jelas berasal akidahnya berbeda dengan umat Islam dan jelas sangat diharamkan dalam hukum Islam,” tandasnya.

Kesimpulan

Valentine adalah sebuah kebudayaan yang sering mendapat perdebatan khususnya di Indonesia. Penentangan kebudayaan Valentine sendiri datang khusunya dari ormas islam. Namun terlepas dari perdebatan tersebut , hendaknya kita sebagai bangsa Indonesia harus bisa memilah-milih mana kebudayaan asing yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia, dan mana kebudayaan asing yang tidak cocok dengan kebudayaan Indonesia. Dengan melihat apa saja yang terkandung dalam perayaan Valentine maka kita dapat mengetahui bahwa Valentine tersebut patut kita jadikan sebagai budaya yang boleh berkembang di Indonesia atau tidak.

Sumber :

http://news.okezone.com/read/2011/01/31/337/419794/mui-diminta-keluarkan-fatwa-haram-valentine

http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/antar/etc/Valentine1.html